Jumat, 22 Mei 2015

tugas belajar dan pembelajaran



KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MENURUT PARA AHLI
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Berikut adalah beberapa pengertian dan definisi belajar menurut beberapa para ahli:
a.       Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahandalam pengolaan pemahaman.
b.      Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar adalah merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaanya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.Yang sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
c.       Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaanya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
d.      Menurut Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
e.       Menurut Nasution, belajar adalah  menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
f.       Notoatmojo, belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup.
g.      Whiterington mengatakan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifastikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
h.      Menurut Snelbecker, belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
i.        Menurut Noehi Nasution, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara suatu hal.
Dari beberapa pengertian beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.




FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN
Saat proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari prinsip pembelajaran.untuk dapat mengetahiu dan mengatasi hambatan-hambatan maka kita harus berfikir mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses balajar dan pembalajaran. Setelah mengetahui berbagai prinsip pemabelajaran, kita dapat menganalisa lebih jauh mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada saat proses belajar.
Di prinsip-prinsip pembelajaran kita mengetahui bahwa belajar membutuhkan proses, interaksi, motivasi, lingkungan dll. Kali ini kita akan bahas dalam konteks faktor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembeljaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
Faktor Individu/Internal
1)      Keadaan tonus jasmani. Apabila seorang individu berada dalam keadaan yang kurang sehat maka proses belajar akan sedikit terhambat. Berbeda halnya dengan seseorang yang dalam keadaan sehat akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih efektif.
2)      Keadaan fungsi jasmani. Ini berkaitan dengan fungsi alat tubuh seseorang, seperti penglihatan, pendengaran, lisan yang keberadaannya sangat berpengaruh saat proses belajar.
3)      Keadaan psikologis. Ini sangat erat kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini:
(a)    IQ atau kecerdasan siswa, IQ adalah kecerdasan bawaan yang dimilki oleh seseorang. IQ biasanya mengindikasikan kecepatan menghitung dan pemahaman materi yang diajarkan.
(b)   Motivasi Belajar siswa, motivasi akan sangat berpengaruh bagi setiap siswa, karena motivasi salah satu fungsinya adalah mendorong atau menggerakkan jiwa kita sehingga mau melakukan sesuatu.
(c)    Minat, yaitu hal yang disenangi akan mendorong siswa untuk belajar. Faktor lain yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran adalah sikap, bakat,dll.
Faktor Eksternal
(a)    Lingkungan
-          Lingkungan tempat siswa belajar
-          Lingkungan tempat siswa tinggal
-          Lingkungan keluarga
(b)   Materi yang dipelajari tingkat kesulitan materi yang dipejari akan dapat mempengaruhi faktor internal siswa dalam belajar.
(c)    Pengajar/guru
Yaitu sebagai pengajar memegang peranan yang penting bagi keberhasilan belajar siswa, karena peran guru tak akan bisa digantikan dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru adalah sebagai pengajar yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan belajar, sebagai pengajar yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan belajar, sebagai sosok yang mempengaruhi anak didik, memberikan nasihat pada anak didik, dan mempermudah anak didik dalam belajar.



TEORI-TEORI BELAJAR
            Dalam psikologi dan pendidikan. Pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan pengetahuan, keterampilan,nilai, dan pandamgam dunia(Illersis,2000; Ormorod,1995).
            Ada tiga teori utama atau kerangka filosofis menegnai teori-teori belajar, yaitu teori behaviorisme, teori kognitivisme, dan teori konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran sedangkan teori kognitif  melihat atau melampui perilaku untuk menjelaskan pembeljaran berbasis otak dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses dimana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
1.      Teori belajar Behaviorisme
Teori belajar Behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Toei ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, yang menundukkan belajar sebagi individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku maka akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanaya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Maka proses pembelajaran menurut teori behaviorisme adalah bahwa proses pembeljaran lebih menekankan pada proses pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R).
Menurut teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman(gage, Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon9Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut pelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya menggukan paper dan pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara benar sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnay. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual (Degeng, 2006).
Prinsip-Prinsip dalam teori Behavioristik
a)      Obyek psikologi adalah tingkah laku
b)      Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
c)      Mementingkan pembentukan kebiasaan
d)     Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.
Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme antara lain:
a)      Edward Lee Thorndike
b)      John Watson
c)      Clark L. Hull
d)     Edwin Guthrie
e)      Burrhus Frederic Skinner
Kelebihan dan kelemahan teori behavioristik
-          Kelebihan
Sesuai untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflex.
-          Kelemahan
a)      Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati
b)      Kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri
c)      Pelajar berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif
d)     Pelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat
e)      Kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pelajar.
2.      Teori belajar Kognitivisme
Ø  Pengertian kognitivisme
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar yang merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagi akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Ø  Ciri-ciri Aliran Kognitivisme
a)      Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
b)      Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
c)      Mementingkan peranan kognitif
d)     Mementingkan kondisi waktu sekarang
e)      Mementingkan pembentukan struktur kognitif
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili obyek-obyek itu di reprentasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamnnya selama mengadakan perjalanan ke luar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri.
Ø  Tokoh-tokoh Kognitivisme
a)      Teori perkembangan Konitif menurut Jean Piaget
            Menurut piaget, belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi denga teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.
            Implikasi teori perkembangan kognitif piaget dalam pembeljaran adalah bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir ana. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
            Piaget membagi proses  belajar kedalam tiga tahapan yaitu:
a.       Asimilasi
b.      Akomodasi
c.       Equilibrasi
Proses tahapan belajar teori kognitif dibagi menjadi empat yaitu:
a.       Tahap sensorimotor (anak usia lahir-2 tahun)

b.      Tahap preoperational (anak usia 2- 8 tahun)
c.       Tahap operational konkret (anak usia 7/8 – 12/14 tahun)
d.      Tahap operational formal (anak usia 14 tahun lebih)
b)      Teori perkembangan kognitif menurut Bruner
Menurut bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mencapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut bruner adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).
Implikasi teori Bruner dalam proses pembelajaran, yaitu menghadapkan pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah, dan dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-strutur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya.
Ada 3 tahap perkembangan kognitif, yaitu:
a.       Enaktif (usaha /kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan dengan observasi, pengalaman terhadap suatu realita)
b.      Ikonik (siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal)
c.       Simbolik (siswa memilki gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan penggunaan simbol)
Cara belajar yang terbaik menurut bruner adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (free discovery learning). Dengan kata lain belajar dengan menemukan. Maka keuntungan dari belajar menemukan yaitu dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk menemukan jawabannya serta dapat menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi.
c)      Teori perkembangan kognitif menurut Ausubel
Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya denga pengetahuan baru yang mana proses belajar bisa terjadi dengan melalui tahap-tahap; memperhatikan stimulus yang diberikan, dan memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa(advanced organizer), dengan demikian dapat mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.
d)     Teori perkembangan kognitif menurut Robert M. Gagne
Menurut Gagne belajar dipandang sebagi proses pengolahan informasi dalam otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pengolahan otak manusia yaitu terdiri dari Reseptor, Sensory register, Short-term memory, Long-term memory, dan Response generator.
Salah satu teori yang berasal dari psikolog kognitiv adalah teori pemerosesan informasi yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne. Menurut teori ini belajar dipandang sebagi proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
Ø  Prinsip-prinsip Dasar Teori Belajar Kognitivisme
Dalam teori kognitif, manusia merupakan proses informasi yang aktif. Informasi merupakan sesuatu yang diterima oleh pikiran secara terus menerus, meski demikian beberapa informasi cepat  terlupakan dan sebagian yang lain diingat sepanjang hayat.
Ø  Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitivisme
a.       Kelebihannya yitu menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri, membantu siswa memahami bahan ajar secara lebih mudah
b.      Kekurangannya yaitu teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan, sulit dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut, beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamnnya masih belum tuntas.
3.      Teori belajar Konstruktivisme
Menurut cara pandang teori konstruktivisme beljar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. Evaluasi pembelajaran dalam teori ini adalah tidak hanya memaksudkan untuk mengetahui  kualitas siswa dalam materi dari guru. Evaluasi ini menjadi saran untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembeljaran.
Menurut kaum konstruktivisme beljar merupakan proses aktif siswa untuk mengkonsturksi pengetahuan. Dan proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut:
-          Belajar berarti membentuk makna. Makna yang diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
-          Konstruksi makana merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus seumur hidup.
-          Belajar berarti kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang baru.
-          Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebuh lanjut.
-          Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa dan hasil belajar tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.
Ø  Implikasi teori belajar Konstruktivisme
Yaitu membawa implikasi ke dalam pembelajaranyang harus bersifat kolektif atau kelompok.proses sosial masing-masing siswa harus di wujudkan. Bagi kaum konstruktivisme , mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu penciptaan suasana yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.
Menurut prinsip konstruktivime, guru berperan sebagai mediator atau fasilitator yang membantu agar proses balajar siswa berjalan sebagimana mestinya. Sebagai fasilitator dan mediator tugas guru dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.       Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam merencanakan aktivitas belajar, proses balajar serta hasil belajar yang diperolehnya.
b.      Menyediakan sarana belajar yang merangsang siswa berpikir secara produktif.
c.       Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan tingkat perkembangan berpikir siswa.
Teori ini lebih menekankan pada diri siswa dalam penyusunan pengetahuan yang ingin diperoleh oleh siswa tersebut. Teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlakukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Ø  Tujuan Teori Konstruktivisme
-          Memotivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
-          Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya
-          Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
-          Lebih meneknkan pada proses beljar bagaimana beljar itu.
Konsep evaluasi pendidikan hamppir sam dengan konsep pada teori kognitivisme yaitu menitik beratkan pada proses. proses yang dimaksud disini merupakan sebuah pengalaman yang dialami sendiri oleh masing-masing siswa ( penyusunan pengetahuan oleh siswa itu sendiri).

















Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Resensi Buku
Judul Buku                  : Mendidik Anak Sepenuh Hati
Pengarang                   : Yan Djoko Pietono
Penerbit                       : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit                : 2014
Jumlah Halaman          : 171 halaman
Tentang Penulis
Yan Djoko Pietono, adalah seorang Edukator yang sering berbagi keilmuan, pengetahuan dan keterampilan melalui tulisan dan seminar/ workshop/ training di berbagi kalangan pelajar, mahasiswa, guru-guru, orang tua, karyawan, dan umum. Dan karya-karyanya yaitu buku jendela opini, membuka wawasan berpikir kritis, buku the five keys,chage your life to be succes,buku keajaiban matematika, buku the keys to succesful teaching, dan buku ini.
Pembuka resensi
Buku Mendidik Anak Sepenuh Hati oleh guru dijadikan pedoman dalam memberikan materi kepada peserta didiknya.  Pertama kali terbit pada tahun 2014, diterbitkan oleh penerbit PT Elex Media Komputindo.
Gambaran Umum Isi Buku
Buku Mendidik Anak Sepenuh Hati ini berisikan berbagai kunci yang dapat mengatar anak untuk menggapai kesuksesan serta latihan-latihan sederhana yang dapat digunakan untuk meningkatkan ingatan, memfokuskan konsentrasi, memicu kreativitas, dan mendongkrak potensi belajar. Dan dalam buku ini terdapat beberapa kunci untuk sukses dalam mendidik anak dengan melalui karakter anak secara hakiki yaitu dengan mengetahui Pengetahuan kecerdasan anak, pemprograman otak anak, Memotivasi anak, memahami kecerdasan anak baik IQ, EQ dan SQ, Metode belajar Cepat, keterampilan Belajar, dan beljar menggunakan media animasi. Dari beberapa kunci tersebut orang tua dan guru harus dapat memahami karakter anak-anaknya dan kecerdasan yang dimiliki anak-anaknya sehingga orang tua dan guru dapat mengetahu apa yang menyebabkan permasalahan anak dalam belajarnya. Para ilmuwan dan ahli riset telah menemukan bahwa sangatlah mungkin untuk melatih otak dan membuka jauh lebih banyak potensinya yang luar biasa. Jika otak kita sering dilatih, maka otak juga akan mengalami perkembangan secara maksimal. Kecerdasan bisa didapatkan melalui latihan-latihan yang dilakukan secara rutin.  Banyak hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu pertumbuhan otak.
            Dalam buku ini kecerdasan IQ,EQ dan SQ saling berhubungan satu sama lain untuk menggapai kesuksesan yang akan datang dan peranan kecerdasan sangat erat kaitannya dengan kehidupan dalam mengahadapi suatu keputusan dalam memilih problem kehiduapan.
Keunggulan isi buku
Buku ini sangat bermanfaat untuk semua kalangan terutama untuk para Orang Tua, Guru dan  pelajar. Buku ini menyadarkan para orang tua dan guru untuk mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan harapan dan dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang melalui keberhasilan dalam proses belajar. Buku ini disajikan dengan sangat lengkap dan dengan kata-kata yang sederhana sehingga mudah untuk dimengerti oleh semua pembaca. Buku ini juga memuat latihan-latihan ataupun Gambar-gambar agar mempertajam daya ingat sehingga pembaca dapat langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari membaca buku Mendidik Anak Sepenuh Hati ini.
Kelemahan isi buku
Buku ini alangakah baiknya jika ditambahkan beberapa contoh yang berkaitan dengan kehidupan Sehari-hari.

Peresensi
Nama   : Siti Aisyah
NIM     : 140210302026
KELAS : B Reguler


Tidak ada komentar:

Posting Komentar