KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MENURUT PARA AHLI
Belajar
adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan yang
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Berikut adalah
beberapa pengertian dan definisi belajar menurut beberapa para ahli:
a. Menurut
Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahandalam pengolaan pemahaman.
b. Menurut
Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar adalah merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaanya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.Yang
sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.
Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan
akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
c. Menurut
Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaanya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks
atau perilaku yang bersifat naluriah.
d. Menurut
Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
e. Menurut
Nasution, belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
f. Notoatmojo,
belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup.
g. Whiterington
mengatakan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana
dimanifastikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang
baru nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
h. Menurut
Snelbecker, belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling
sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa
dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
i.
Menurut Noehi Nasution, belajar adalah
suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku
sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan
sementara suatu hal.
Dari
beberapa pengertian beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN
Saat
proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari
prinsip pembelajaran.untuk dapat mengetahiu dan mengatasi hambatan-hambatan
maka kita harus berfikir mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi suatu proses balajar dan pembalajaran. Setelah mengetahui berbagai
prinsip pemabelajaran, kita dapat menganalisa lebih jauh mengenai faktor-faktor
yang dapat berpengaruh pada saat proses belajar.
Di
prinsip-prinsip pembelajaran kita mengetahui bahwa belajar membutuhkan proses,
interaksi, motivasi, lingkungan dll. Kali ini kita akan bahas dalam konteks
faktor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembeljaran.
Faktor-faktor tersebut adalah:
Faktor
Individu/Internal
1)
Keadaan tonus jasmani. Apabila seorang
individu berada dalam keadaan yang kurang sehat maka proses belajar akan
sedikit terhambat. Berbeda halnya dengan seseorang yang dalam keadaan sehat
akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih efektif.
2)
Keadaan fungsi jasmani. Ini berkaitan
dengan fungsi alat tubuh seseorang, seperti penglihatan, pendengaran, lisan
yang keberadaannya sangat berpengaruh saat proses belajar.
3)
Keadaan psikologis. Ini sangat erat
kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini:
(a) IQ
atau kecerdasan siswa, IQ adalah kecerdasan bawaan yang dimilki oleh seseorang.
IQ biasanya mengindikasikan kecepatan menghitung dan pemahaman materi yang diajarkan.
(b) Motivasi
Belajar siswa, motivasi akan sangat berpengaruh bagi setiap siswa, karena
motivasi salah satu fungsinya adalah mendorong atau menggerakkan jiwa kita
sehingga mau melakukan sesuatu.
(c) Minat,
yaitu hal yang disenangi akan mendorong siswa untuk belajar. Faktor lain yang
mempengaruhi belajar dan pembelajaran adalah sikap, bakat,dll.
Faktor
Eksternal
(a) Lingkungan
-
Lingkungan tempat siswa belajar
-
Lingkungan tempat siswa tinggal
-
Lingkungan keluarga
(b) Materi
yang dipelajari tingkat kesulitan materi yang dipejari akan dapat mempengaruhi
faktor internal siswa dalam belajar.
(c) Pengajar/guru
Yaitu sebagai pengajar memegang peranan
yang penting bagi keberhasilan belajar siswa, karena peran guru tak akan bisa
digantikan dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru adalah sebagai pengajar
yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan belajar, sebagai pengajar
yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan belajar, sebagai sosok
yang mempengaruhi anak didik, memberikan nasihat pada anak didik, dan mempermudah
anak didik dalam belajar.
TEORI-TEORI
BELAJAR
Dalam psikologi dan pendidikan. Pembelajaran secara umum
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan
lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat
perubahan pengetahuan, keterampilan,nilai, dan pandamgam dunia(Illersis,2000;
Ormorod,1995).
Ada tiga teori utama atau kerangka filosofis menegnai
teori-teori belajar, yaitu teori behaviorisme, teori kognitivisme, dan teori
konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif
diamati pembelajaran sedangkan teori kognitif
melihat atau melampui perilaku untuk menjelaskan pembeljaran berbasis
otak dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses dimana pelajar
aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
1. Teori
belajar Behaviorisme
Teori
belajar Behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama dianut oleh
para pendidik. Toei ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya
perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus
responnya, yang menundukkan belajar sebagi individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku maka akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Behaviorisme
merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanaya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Maka proses pembelajaran menurut teori
behaviorisme adalah bahwa proses pembeljaran lebih menekankan pada proses
pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa.
Inti pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon
(S-R).
Menurut
teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagi hasil dari
pengalaman(gage, Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon9Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon.
Tujuan
pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan,
sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut pelajar untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan,
kuis, atau tes.
Evaluasi
menekankan pada respon pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya menggukan
paper dan pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar.
Maksudnya bila siswa menjawab secara benar sesuai dengan keinginan guru, hal
ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnay. Evaluasi
belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan
biasanya dilakukan kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada
kemampuan siswa secara individual (Degeng, 2006).
Prinsip-Prinsip
dalam teori Behavioristik
a) Obyek
psikologi adalah tingkah laku
b) Semua
bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
c) Mementingkan
pembentukan kebiasaan
d) Aspek
mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.
Tokoh-Tokoh
Aliran Behaviorisme antara lain:
a) Edward
Lee Thorndike
b) John
Watson
c) Clark
L. Hull
d) Edwin
Guthrie
e) Burrhus
Frederic Skinner
Kelebihan
dan kelemahan teori behavioristik
-
Kelebihan
Sesuai
untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflex.
-
Kelemahan
a) Hanya
mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati
b) Kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi pelajar untuk berkreasi,
bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri
c) Pelajar
berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif
d) Pelajar
atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan
ditetapkan terlebih dulu secara ketat
e) Kontrol
belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pelajar.
2.
Teori belajar Kognitivisme
Ø Pengertian
kognitivisme
Teori belajar kognitif
lebih menekankan pada belajar yang merupakan suatu proses yang terjadi dalam
akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang
melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagi akibat dari
proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan
dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan nilai sikap
yang bersifat relatif dan berbekas.
Ø Ciri-ciri
Aliran Kognitivisme
a) Mementingkan
apa yang ada dalam diri manusia
b) Mementingkan
keseluruhan dari pada bagian-bagian
c) Mementingkan
peranan kognitif
d) Mementingkan
kondisi waktu sekarang
e) Mementingkan
pembentukan struktur kognitif
Belajar
kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk
representatif yang mewakili obyek-obyek itu di reprentasikan atau di hadirkan
dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya
merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan
pengalamnnya selama mengadakan perjalanan ke luar negeri, setelah kembali
kenegerinya sendiri.
Ø Tokoh-tokoh
Kognitivisme
a) Teori
perkembangan Konitif menurut Jean Piaget
Menurut piaget, belajar akan lebih
berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.
Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan
obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi denga teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan tilikan dari guru.
Implikasi
teori perkembangan kognitif piaget dalam pembeljaran adalah bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir ana. Anak-anak akan belajar
lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Piaget
membagi proses belajar kedalam tiga
tahapan yaitu:
a. Asimilasi
b. Akomodasi
c. Equilibrasi
Proses
tahapan belajar teori kognitif dibagi menjadi empat yaitu:
a. Tahap
sensorimotor (anak usia lahir-2 tahun)
b. Tahap
preoperational (anak usia 2- 8 tahun)
c. Tahap
operational konkret (anak usia 7/8 – 12/14 tahun)
d. Tahap
operational formal (anak usia 14 tahun lebih)
b) Teori
perkembangan kognitif menurut Bruner
Menurut bruner untuk
mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mencapai tahap perkembangan
tertentu. Yang penting bahan pelajran harus ditata dengan baik maka dapat
diberikan padanya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan
adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap
perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut bruner adalah
dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian
dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).
Implikasi teori Bruner
dalam proses pembelajaran, yaitu menghadapkan pada suatu situasi yang
membingungkan atau suatu masalah, dan dengan pengalamannya anak akan mencoba
menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-strutur idenya dalam
rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya.
Ada 3 tahap
perkembangan kognitif, yaitu:
a. Enaktif
(usaha /kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan dengan observasi,
pengalaman terhadap suatu realita)
b. Ikonik
(siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal)
c. Simbolik
(siswa memilki gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi oleh bahasa dan
logika dan penggunaan simbol)
Cara
belajar yang terbaik menurut bruner adalah dengan memahami konsep, arti dan
hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (free discovery learning). Dengan kata
lain belajar dengan menemukan. Maka keuntungan dari belajar menemukan yaitu
dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk
menemukan jawabannya serta dapat menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya
secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi
informasi.
c) Teori
perkembangan kognitif menurut Ausubel
Proses
belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya
denga pengetahuan baru yang mana proses belajar bisa terjadi dengan melalui
tahap-tahap; memperhatikan stimulus yang diberikan, dan memahami makna stimulus
menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Menurut
Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan
kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa(advanced
organizer), dengan demikian dapat mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar
siswa.
d) Teori
perkembangan kognitif menurut Robert M. Gagne
Menurut
Gagne belajar dipandang sebagi proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pengolahan otak
manusia yaitu terdiri dari Reseptor, Sensory register, Short-term memory,
Long-term memory, dan Response generator.
Salah
satu teori yang berasal dari psikolog kognitiv adalah teori pemerosesan
informasi yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne. Menurut teori ini belajar
dipandang sebagi proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
Ø Prinsip-prinsip
Dasar Teori Belajar Kognitivisme
Dalam
teori kognitif, manusia merupakan proses informasi yang aktif. Informasi
merupakan sesuatu yang diterima oleh pikiran secara terus menerus, meski
demikian beberapa informasi cepat
terlupakan dan sebagian yang lain diingat sepanjang hayat.
Ø Kelebihan
dan Kekurangan Teori Belajar Kognitivisme
a. Kelebihannya
yitu menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri, membantu siswa memahami bahan
ajar secara lebih mudah
b. Kekurangannya
yaitu teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan, sulit
dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut, beberapa prinsip seperti intelegensi
sulit dipahami dan pemahamnnya masih belum tuntas.
3.
Teori belajar Konstruktivisme
Menurut
cara pandang teori konstruktivisme beljar adalah proses untuk membangun
pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat
memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada
di dalam masyarakat. Evaluasi pembelajaran dalam teori ini adalah tidak hanya
memaksudkan untuk mengetahui kualitas
siswa dalam materi dari guru. Evaluasi ini menjadi saran untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan proses pembeljaran.
Menurut
kaum konstruktivisme beljar merupakan proses aktif siswa untuk mengkonsturksi
pengetahuan. Dan proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut:
-
Belajar berarti membentuk makna. Makna
yang diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
-
Konstruksi makana merupakan suatu proses
yang berlangsung terus-menerus seumur hidup.
-
Belajar berarti kegiatan mengumpulkan
fakta melainkan lebih berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran
dengan cara membentuk pengertian yang baru.
-
Proses belajar yang sebenarnya terjadi
pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebuh
lanjut.
-
Hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa dan hasil belajar
tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.
Ø Implikasi
teori belajar Konstruktivisme
Yaitu membawa implikasi
ke dalam pembelajaranyang harus bersifat kolektif atau kelompok.proses sosial
masing-masing siswa harus di wujudkan. Bagi kaum konstruktivisme , mengajar
bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu
penciptaan suasana yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.
Menurut prinsip
konstruktivime, guru berperan sebagai mediator atau fasilitator yang membantu
agar proses balajar siswa berjalan sebagimana mestinya. Sebagai fasilitator dan
mediator tugas guru dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyediakan
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam merencanakan
aktivitas belajar, proses balajar serta hasil belajar yang diperolehnya.
b. Menyediakan
sarana belajar yang merangsang siswa berpikir secara produktif.
c. Memonitor,
mengevaluasi dan menunjukkan tingkat perkembangan berpikir siswa.
Teori
ini lebih menekankan pada diri siswa dalam penyusunan pengetahuan yang ingin diperoleh
oleh siswa tersebut. Teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk
belajar menemukan sendiri kompensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain
yang diperlakukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Ø Tujuan
Teori Konstruktivisme
-
Memotivasi untuk siswa bahwa belajar
adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
-
Mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya
-
Membantu siswa untuk mengembangkan
pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. Mengembangkan kemampuan siswa
untuk menjadi pemikir yang mandiri.
-
Lebih meneknkan pada proses beljar
bagaimana beljar itu.
Konsep
evaluasi pendidikan hamppir sam dengan konsep pada teori kognitivisme yaitu
menitik beratkan pada proses. proses yang dimaksud disini merupakan sebuah
pengalaman yang dialami sendiri oleh masing-masing siswa ( penyusunan
pengetahuan oleh siswa itu sendiri).
Tugas
Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Resensi Buku
Judul Buku : Mendidik Anak Sepenuh Hati
Pengarang : Yan Djoko Pietono
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 171 halaman
Tentang Penulis
Yan Djoko Pietono, adalah
seorang Edukator yang sering berbagi keilmuan, pengetahuan dan keterampilan
melalui tulisan dan seminar/ workshop/ training di berbagi kalangan pelajar,
mahasiswa, guru-guru, orang tua, karyawan, dan umum. Dan karya-karyanya yaitu buku jendela opini, membuka wawasan berpikir
kritis, buku the five keys,chage your life to be succes,buku keajaiban
matematika, buku the keys to succesful teaching, dan buku ini.
Pembuka resensi
Buku
Mendidik Anak Sepenuh Hati oleh guru dijadikan pedoman dalam memberikan materi
kepada peserta didiknya. Pertama kali
terbit pada tahun 2014, diterbitkan oleh penerbit PT Elex Media Komputindo.
Gambaran Umum Isi Buku
Buku
Mendidik Anak Sepenuh Hati ini berisikan berbagai kunci yang dapat mengatar
anak untuk menggapai kesuksesan serta latihan-latihan sederhana yang dapat
digunakan untuk meningkatkan ingatan, memfokuskan konsentrasi, memicu
kreativitas, dan mendongkrak potensi belajar. Dan dalam buku ini terdapat
beberapa kunci untuk sukses dalam mendidik anak dengan melalui karakter anak
secara hakiki yaitu dengan mengetahui Pengetahuan kecerdasan anak, pemprograman
otak anak, Memotivasi anak, memahami kecerdasan anak baik IQ, EQ dan SQ, Metode
belajar Cepat, keterampilan Belajar, dan beljar menggunakan media animasi. Dari
beberapa kunci tersebut orang tua dan guru harus dapat memahami karakter
anak-anaknya dan kecerdasan yang dimiliki anak-anaknya sehingga orang tua dan
guru dapat mengetahu apa yang menyebabkan permasalahan anak dalam belajarnya.
Para ilmuwan dan ahli riset telah menemukan bahwa sangatlah mungkin untuk
melatih otak dan membuka jauh lebih banyak potensinya yang luar biasa. Jika
otak kita sering dilatih, maka otak juga akan mengalami perkembangan secara
maksimal. Kecerdasan bisa didapatkan melalui latihan-latihan yang dilakukan
secara rutin. Banyak hal-hal yang bisa
dilakukan untuk membantu pertumbuhan otak.
Dalam buku ini kecerdasan IQ,EQ dan
SQ saling berhubungan satu sama lain untuk menggapai kesuksesan yang akan
datang dan peranan kecerdasan sangat erat kaitannya dengan kehidupan dalam
mengahadapi suatu keputusan dalam memilih problem kehiduapan.
Keunggulan isi buku
Buku
ini sangat bermanfaat untuk semua kalangan terutama untuk para Orang Tua, Guru
dan pelajar. Buku ini menyadarkan para
orang tua dan guru untuk mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan harapan
dan dapat meraih kesuksesan di masa yang akan datang melalui keberhasilan dalam
proses belajar. Buku ini disajikan dengan sangat lengkap dan dengan kata-kata
yang sederhana sehingga mudah untuk dimengerti oleh semua pembaca. Buku ini
juga memuat latihan-latihan ataupun Gambar-gambar agar mempertajam daya ingat
sehingga pembaca dapat langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari
membaca buku Mendidik Anak Sepenuh Hati ini.
Kelemahan isi buku
Buku
ini alangakah baiknya jika ditambahkan beberapa contoh yang berkaitan dengan
kehidupan Sehari-hari.
Peresensi
Nama : Siti Aisyah
NIM : 140210302026
KELAS
: B Reguler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar