Jumat, 12 Juni 2015

MENGANALISIS MATA PELAJARAN SEJARAH di INDONESIA


MENGANALISIS MATA PELAJARAN SEJARAH di INDONESIA dengan PENDEKATAN TEORI BLOOM

MAKALAH
diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran



Oleh
SITI AISYAH
140210302026

PROGRAM PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...............................................................................................i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1.. 1
      1.1 LATAR BELAKANG.. 1.......................................................................................1
      1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................2
      1.3 TUJUAN.. 2 ...........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ..............................................................................................3.. 3
      2.1. PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR ........................................................3.. 3
      2.2 KENDALA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR ...............................5.. 5
      2.3 SOLUSI ATAU PEMECAHAN MASALAH ..................................................7.. 7
BAB 3 PENUTUP .........................................................................................................9
      3.1 Simpulan .............................................................................................................9. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................10

  

 

 

 



 

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG


Kelengkapan persyaratan untuk menjadi guru dan juga calon guru yang professional di Indonesia, di cantumkan dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Semuanya menyebut ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai guru dan juga calon guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Maka dapat dikatakan bahwa seorang guru dan juga calon guru seharusnya memiliki kompetensi dasar sebagai tenaga pengajar yang profesional dan bukan hanya mampu untuk memberikan materi pelajran kepada siswa tapi bagaiman supaya siswa juga dapat merasa senang dan apresiatif terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.      Bagaimanakah proses belajar mengajar di dalam program studi pendidikan Sejarah?
2.      Apa sajakah kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar di program studi pendidikan Sejarah?
3.      Bagaimanakah solusi untuk menyelesaikan kendala-kendala yang terjadi tersebut?

1.3 TUJUAN


1.      Untuk menganalisis bagaimana jalannya proses belajar mengajar dalam program studi pendidikan Sejarah.
2.      Untuk menganalisis kendala-kendala apa saja yang dialami dalam proses belajar mengajar di program studi pendidikan Sejarah.
3.      Untuk menganalisis solusi bagaimana cara megatasi kendala-kendala yang ada.


















BAB. 2 PEMBAHASAN

2.1. PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR

Proses belajar megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang di kelompokan ke dalam 4 ha, yaitu : Proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku ( Joyce & Weil, Models of Teaching, 1980 ).
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Proses belajar mengajar memeiliki makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar semata. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dalam proses belajar mengajar di dalam program studi pendidikan Sejarah terdapat ada bermacam-macam cara yang bisa digunakan oleh para pengajar atau guru mulai dari metode hafalan sampai dengan metode penalaran yang dilakukan atau digunakan saat ujian. Proses belajar mengajar yang ada di program studi pendidikan Sejarah berjalan lumayan kondusif pada beberapa mata kuliah saja, namun ada juga beberapa mata kuliah yang membuat suasana belajar mengajar menjadi kurang terasa nyaman dan menimbulkan apresiasi yang didasari para mahasiswa dan mahasiswi.
Proses belajar mengajar dalam program studi Sejarah selama ini kebanyakan hanya melakukan presentasi dan dosen memberikan materi. Itulah yang menyebabkan banyak mahasiswa yang merasa bosan karena model pembelajaran hanya itu-itu saja. Dalam prosesnya sendiri kadang presentasi dalam keadaan kurang kondusif karena para peserta didik kurang tertarik dan tidak nyaman dengan materi yang disajikan.
Dalam proses belajar mengajar seharusnya guru atau pengajar bisa melakukan hal-hal berikut seperti :
a.       Membangkitkan motivasi
b.      Menyampaikan tujuan belajar
c.       Mengarahkan perhatian
d.      Memancing ingatan
e.       Memberi bimbingan belajar
f.       Menguatkan retensi (penyimpanan hasil belajar)
g.      Mengembangkan transfer
h.      Memunculkan penampilan hasil belajar digabung dengan pemberian umpan balik.





2.2 KENDALA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR


Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1965) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain. Ingin atau perlu dihilangkan. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Anita E., Woo Folk (1995) mengemukakan belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”
Hasil dari mendidik tidak hanya ditentukan oleh kehendak pendidik sendiri, tetapi juga ditentukan oleh banyak faktor lain. Di dalam pendidikan, faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi dan bahkan turut pula mempengaruhi pertumbuhan peserta didik. Mengingat akan hal-hal tersebut, sudah tidak angsikan lagi bahwa di dalam pendidikan tersebut terdapat bermacam-macam masalah atau kendala.

Ada beberapa kendala yang sering ditemui dalam proses belajar mengajar yang ada pada program studi pendidikan Sejarah:

a.       Beberapa peserta didik yang memiliki fasilitas kurang memadai dalam yang bisa mengurangi proses belajar.
Permasalahan ini akan mengahambat proses pembelajaran yang akan berlangsung. Peserta didik yang tidak memiliki sarana untuk mngerjakan laporan seperti labtop, yang mengakibatkan terhambatanya proses pembelajaran yang akan berlangsung. Biasanya peserta didik yang seperti itu akan pergi ke warnet (warung internet) ataupun meminjam pada temannya bahkan ada yang rela sampai bergantian dengan temannya. Konsekuensinya adalah akan membuang-buang waktu peserta didik.

b.      Sifat peserta didik yang apatis pada mata kuliah tertentu
Beberapa mata kuliah tertentu seperti menekan sifat apresiatif peserta didik dalam proses pembelajaran. Beberapa dosen selalu aktif memberi materi daripada memberikan kesempatan pada peserta didikanya untuk ikut dalam perkuliahan tersebut.

c.       kurangnya tenaga pengajar yang kurang profesional
Kurang profeional disini maksudnya tenaga pengajar kurang memahami karakter dari tiap peserta didik. Sehingga cenderung dalam proses pembelajaran disamakan atau diseragamkan. Hal ini menyebabkan pesera didik yang tidak dapat menyeimbangi akan terlambat dalam pembelajaran materi yang diberikan.

d.      Banyaknya peserta didik yang kurang serius dalam proses pembelajaran
Peserta didik kurang serius dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Biasanya hal ini disebabkan karena mereka kurang tertarik dengan materi yang disampaikan ada juga karena mereka memang malas untuk mengikuti proses pembelajaran yang ada.

e.        Penyampaian tenaga pengajar yang kurang menarik
Pengajar dalam penyampaian materi kurang menarik hingga terkesan monoton dan menimbulkan rasa bosan pada peserta didik ini akan mengakibatkan sikap acuh peserta didik pada mata kuliah tersebut.

2.3 SOLUSI ATAU PEMECAHAN MASALAH


Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan menghambat kelancaran proses belajar yang dilakukan individu tersebut. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan individu tersebut dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.

Dengan timbulnya atau adanya pemasalahan-permasalahan yang disebutkan di atas, maka dapat jelaskan beberapa cara atu solusi bagai mana cara menaggulanginya.

Solusi dari permasalahan di atas, sebagai berikut:
a.       Solusi dari permasalahan fasilitas yang kurang menunjang kegiatan pembelajaran ini salah satunya yaitu laptop,  pihak sekolah bisa memberikan fasilitas supaya peserta didik lebih diringankan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada atau di buat leb komputer dan mengizinkan peserta didik di izinkan menggunakanya.
b.      Sikap apatis yang ada pada peserta didik dapat dikurangi dengan memberi kesempatan pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran yang berlangsung. ini dapat dilakukan dengan cara melakukan presentasi pada tiap materi baru yang diisampaikan. Jadi, disini pengajar perannya akan lebih dikurangi, pengajar hanya bertugas untuk membimbing saja dan memberikan kritik serta saran dari presentasi yang telah disampaikan peserta didik.
c.       Ada beberapa pengajar yang terlalu mengutamakan peserta didik yang mampu daripada peserta didik yang kurang mampu dalam menerima materi yang diberikan. Solusi yang bisa dipakai yaitu sebelum proses pembelajaran dilakukan hendaknya pengajar mengerti karakteristik setiap peserta didiknya agar metode pembelajaran yang disiusun nantinya bisa diikuti oleh semua peserta didik tanpa ada yang ketinggalam materi.
d.      Banyaknya peserta didik yang kurang memperhatikan atau kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung bisa diterapkan teori pengkondisian Skinner. Teori ini menyebut adanya reinforcement dan punishment. ini bisa diterapkan supaya siswa yang kurang serius tadi akan diberi hukuman sehingga cenderung mengurangi bahkan tidak mengulangi sikap buruk seperti itu.
e.        Penyampaian tenaga pengajar yang kurang menarik dapat dengan mengubah metode pembelajaran yang ada. Misalkan, dengan tenaga pengajar terlalu memperhatikan hasilnya dari pada prosesnya. Dapat disimpulkan bahwa tenaga pengajar memakai taksonominya Bloom yang mengutamakan hasil daripada proses. lebih baik jika tenaga pengajar mengubah cara pembelajaran yang ada misalkan dengan lebih memperhatikan proses.




 








BAB 3. PENUTUP


3.1 Simpulan


Dalam proses belajar mengajar yang ada di program studi pendidikan Sejarah hanya kondusif di beberapa mata pelajaran saja tidak semua mata pelajaran bisa kondusif, namun ada juga beberapa mata kuliah yang membuat suasana belajar mengajar menjadi tidak kondusif sama sekali dan tidak menimbulkan apresiasi dari para mahasiswa












 

 







DAFTAR PUSTAKA



Suranto. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit LaksBang PRESSIndo.


Gagne, R.M. Alih bahasa: Hanafi, Abdillah., Manan, Abdul. 1985. Essential of Learning for Instruction (Prinsip-prinsip Belajar Untuk Pengajaran). Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.

Purwanto, Ngalim.M. 1984. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta : Pustaka Jaya Kochar, S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah. Jakarta : Grasindo
Martanto, SD, dkk. 2009. ‘Pembelajaran Sejarah Berbasis Realitas Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa’. PKM-GT. Semarang. Tidak Dipublikasikan
Nursam, M. dkk (ed). 2008. Sejarah yang Memihak : Mengenang Sartono Kartodirdjo. Yogyakarta : Ombak
Purwanto, Bambang. 2006. Gagalnya Historiografi Indonesiasentris?!. Yogyakarta : Ombak