
MENGANALISIS MATA PELAJARAN SEJARAH
di INDONESIA dengan PENDEKATAN TEORI BLOOM
MAKALAH
diajukan
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Oleh
SITI AISYAH
140210302026
PROGRAM
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1
1.2 RUMUSAN
MASALAH ..................................................................................2
1.3 TUJUAN ...........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ..............................................................................................3
2.1. PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR ........................................................3
2.2 KENDALA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR ...............................5
2.3 SOLUSI ATAU
PEMECAHAN MASALAH ..................................................7
BAB 3 PENUTUP .........................................................................................................9
3.1 Simpulan .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................10
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kelengkapan persyaratan
untuk menjadi guru dan juga
calon guru yang professional di Indonesia,
di cantumkan dalam
Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Semuanya
menyebut ada beberapa
kompetensi yang harus dikuasai guru dan
juga calon guru, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Maka dapat dikatakan bahwa
seorang guru dan juga
calon guru seharusnya memiliki kompetensi dasar sebagai tenaga pengajar yang
profesional dan bukan
hanya mampu untuk memberikan materi pelajran kepada siswa tapi bagaiman supaya
siswa juga dapat merasa
senang dan apresiatif terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah proses belajar
mengajar di dalam
program studi pendidikan Sejarah?
2. Apa
sajakah kendala yang dialami
dalam proses belajar mengajar di program studi pendidikan Sejarah?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
menganalisis bagaimana
jalannya proses belajar mengajar dalam program studi pendidikan Sejarah.
2. Untuk
menganalisis kendala-kendala apa saja yang dialami dalam proses
belajar mengajar di program studi pendidikan Sejarah.
3. Untuk
menganalisis solusi bagaimana cara megatasi kendala-kendala
yang ada.
BAB. 2 PEMBAHASAN
2.1. PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR
Proses belajar
megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada
berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu perwujudan proses belajar
mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil
mengemukakan 22 model mengajar yang di kelompokan ke dalam 4 ha, yaitu : Proses
informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku (
Joyce & Weil, Models of Teaching, 1980 ).
Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih
luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi
edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Proses belajar
mengajar memeiliki makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian
mengajar semata. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan
kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar.
Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dalam proses belajar mengajar di dalam program studi
pendidikan Sejarah terdapat ada bermacam-macam
cara yang bisa digunakan
oleh para pengajar atau guru mulai
dari metode hafalan sampai dengan metode
penalaran yang
dilakukan atau
digunakan saat ujian. Proses belajar mengajar yang ada di program studi
pendidikan Sejarah berjalan lumayan
kondusif pada beberapa mata kuliah saja, namun ada juga beberapa mata kuliah
yang membuat suasana belajar mengajar menjadi kurang terasa nyaman dan
menimbulkan apresiasi yang didasari
para mahasiswa dan mahasiswi.
Proses belajar mengajar dalam program studi Sejarah
selama ini kebanyakan hanya melakukan presentasi dan dosen memberikan materi.
Itulah yang menyebabkan banyak mahasiswa yang merasa bosan karena model
pembelajaran hanya itu-itu saja. Dalam prosesnya sendiri kadang presentasi
dalam keadaan kurang kondusif karena para peserta didik kurang tertarik dan tidak nyaman dengan
materi yang disajikan.
Dalam proses belajar mengajar seharusnya guru atau pengajar bisa melakukan
hal-hal berikut seperti :
a. Membangkitkan
motivasi
b. Menyampaikan
tujuan belajar
c. Mengarahkan
perhatian
d. Memancing
ingatan
e. Memberi
bimbingan belajar
f. Menguatkan
retensi (penyimpanan hasil belajar)
g. Mengembangkan
transfer
h. Memunculkan
penampilan hasil belajar digabung dengan pemberian umpan balik.
2.2 KENDALA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada
yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan.
Ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1965) mengemukakan
bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan
bagi diri sendiri dan atau orang lain. Ingin atau perlu dihilangkan. Pengertian
belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Anita E., Woo Folk (1995) mengemukakan belajar adalah
proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “Belajar adalah suatu proses dimana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”
Hasil
dari mendidik tidak hanya ditentukan oleh kehendak pendidik sendiri, tetapi juga ditentukan oleh banyak faktor lain. Di dalam
pendidikan, faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi dan bahkan turut pula
mempengaruhi pertumbuhan peserta didik. Mengingat akan hal-hal tersebut, sudah
tidak angsikan lagi bahwa di dalam pendidikan tersebut terdapat bermacam-macam masalah atau kendala.
Ada beberapa kendala yang sering ditemui dalam proses
belajar mengajar yang ada pada program studi pendidikan Sejarah:
a. Beberapa
peserta didik yang memiliki fasilitas kurang memadai dalam yang bisa mengurangi proses belajar.
Permasalahan ini akan mengahambat proses
pembelajaran yang akan
berlangsung. Peserta
didik yang tidak memiliki
sarana untuk mngerjakan
laporan seperti labtop, yang
mengakibatkan terhambatanya proses pembelajaran yang akan berlangsung. Biasanya
peserta didik yang seperti itu
akan pergi ke warnet (warung internet) ataupun meminjam pada temannya bahkan
ada yang rela sampai bergantian dengan temannya. Konsekuensinya adalah akan membuang-buang
waktu peserta didik.
b. Sifat
peserta didik yang apatis
pada mata kuliah tertentu
Beberapa
mata kuliah tertentu seperti menekan sifat apresiatif peserta didik dalam
proses pembelajaran. Beberapa dosen
selalu aktif memberi materi daripada memberikan kesempatan pada peserta didikanya untuk ikut dalam perkuliahan tersebut.
c. kurangnya tenaga pengajar yang
kurang profesional
Kurang
profeional disini maksudnya tenaga pengajar kurang memahami karakter dari tiap
peserta didik. Sehingga cenderung dalam proses pembelajaran disamakan atau
diseragamkan. Hal ini menyebabkan pesera didik yang tidak dapat menyeimbangi
akan terlambat dalam pembelajaran materi yang diberikan.
d. Banyaknya peserta didik yang
kurang serius dalam proses
pembelajaran
Peserta didik kurang serius dalam proses
pembelajaran yang berlangsung. Biasanya hal ini disebabkan karena mereka kurang
tertarik dengan materi yang disampaikan ada juga karena mereka memang malas
untuk mengikuti proses pembelajaran yang ada.
e. Penyampaian
tenaga pengajar yang kurang menarik
Pengajar dalam penyampaian materi kurang
menarik hingga terkesan monoton dan menimbulkan rasa bosan
pada peserta didik ini akan mengakibatkan sikap acuh peserta didik pada mata
kuliah tersebut.
2.3 SOLUSI ATAU PEMECAHAN MASALAH
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami
oleh peserta didik dan menghambat kelancaran proses belajar yang dilakukan
individu tersebut. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan individu
tersebut dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan
bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid
yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang
pandai atau cerdas.
Dengan timbulnya atau adanya pemasalahan-permasalahan
yang disebutkan di atas,
maka dapat jelaskan beberapa cara atu solusi bagai mana cara
menaggulanginya.
Solusi dari
permasalahan di atas, sebagai berikut:
a.
Solusi
dari permasalahan fasilitas yang kurang menunjang kegiatan pembelajaran ini
salah satunya yaitu laptop, pihak
sekolah bisa memberikan fasilitas supaya peserta didik lebih diringankan dalam mengerjakan
tugas-tugas yang ada atau di buat leb komputer dan mengizinkan peserta didik di izinkan
menggunakanya.
b.
Sikap
apatis yang ada pada peserta didik dapat dikurangi dengan memberi kesempatan
pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
presentasi pada tiap materi baru yang diisampaikan.
Jadi, disini pengajar perannya akan lebih dikurangi, pengajar hanya bertugas
untuk membimbing saja dan memberikan kritik serta saran dari presentasi yang
telah disampaikan peserta didik.
c.
Ada
beberapa pengajar yang terlalu mengutamakan peserta didik yang mampu daripada
peserta didik yang kurang mampu dalam menerima materi yang diberikan. Solusi
yang bisa dipakai yaitu sebelum proses pembelajaran dilakukan hendaknya pengajar
mengerti karakteristik setiap peserta didiknya agar metode pembelajaran yang
disiusun nantinya bisa diikuti oleh semua peserta didik tanpa ada yang
ketinggalam materi.
d.
Banyaknya peserta didik
yang kurang memperhatikan atau kurang serius dalam mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung bisa diterapkan teori pengkondisian Skinner.
Teori ini menyebut adanya reinforcement dan punishment. ini bisa diterapkan supaya siswa
yang kurang serius tadi akan diberi hukuman sehingga cenderung mengurangi
bahkan tidak mengulangi sikap buruk seperti itu.
e.
Penyampaian tenaga pengajar
yang kurang menarik dapat dengan mengubah metode pembelajaran yang ada.
Misalkan, dengan
tenaga pengajar terlalu
memperhatikan hasilnya dari pada prosesnya. Dapat disimpulkan bahwa tenaga pengajar memakai
taksonominya Bloom yang mengutamakan hasil daripada
proses. lebih baik jika tenaga pengajar mengubah cara pembelajaran yang ada
misalkan dengan lebih memperhatikan proses.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam proses
belajar mengajar yang ada di program studi pendidikan Sejarah hanya kondusif di beberapa
mata pelajaran saja tidak semua mata pelajaran bisa kondusif, namun ada juga beberapa mata kuliah yang membuat suasana belajar
mengajar menjadi tidak
kondusif sama sekali dan tidak menimbulkan apresiasi dari para mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Suranto.
2015. Teori Belajar dan Pembelajaran
Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit LaksBang PRESSIndo.
Gagne,
R.M. Alih bahasa: Hanafi, Abdillah., Manan, Abdul. 1985. Essential of Learning for Instruction (Prinsip-prinsip Belajar Untuk
Pengajaran). Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Purwanto,
Ngalim.M. 1984. Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta
: Pustaka Jaya Kochar, S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah. Jakarta : Grasindo
Martanto, SD, dkk. 2009. ‘Pembelajaran Sejarah Berbasis
Realitas Sosial Kontemporer Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa’. PKM-GT.
Semarang. Tidak Dipublikasikan
Nursam, M. dkk (ed). 2008. Sejarah yang Memihak : Mengenang
Sartono Kartodirdjo. Yogyakarta : Ombak
Purwanto, Bambang. 2006. Gagalnya Historiografi Indonesiasentris?!.
Yogyakarta : Ombak